Jumat, 07 September 2012

Anak-anak Paling Susah Hilangkan Trauma Bencana


Jakarta, Indonesia akrab dengan berbagai macam bencana, baik bencana alam maupun bencana buatan manusia. Bencana ini jelas akan berdampak bagi kesehatan masyarakat, baik kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa. Dengan penanganan
yang tepat, dampak negatif dari bencana dapat diminimalisir.

Berangkat dari pengalaman menangani bencana, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) akan menyelenggarakan pertemuan internasional bertemakan Kesehatan Jiwa dan Bencana. Acara yang didukung oleh World Psychiatric Association (WPA) ini akan diselenggarakan di Bali tanggal 13 - 15 September 2012 nanti.

"Walaupun krisis atau bencana telah terlewati, pasti masih akan menyisakan dampak bagi masyarakat, terutama pada anak-anak. Hal ini mendorong perlunya suatu layanan yang berkesinambungan bagi masyarakat yang terkena dampak bencana," kata dr Tun Kurniasih Bastaman, SpKJ(K), ketua umum PDSKJI dalam jumpa pers di Departemen Psikiatri RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kamis (6/9/2012).

Menurut dr Tun, bencana jelas akan berdampak signifikan bagi kondisi mental seseorang. Kehilangan orang yang dicintai, harta benda, hingga ingatan-ingatan akan peristiwa yang mengerikan akan menyebabkan munculnya gangguan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) hingga depresi. Oleh karena itu, PDSKJI akan menghimpun berbagai makalah mengenai kesehatan jiwa yang berkenaan dengan bencana.

Dalam acara internasional tersebut, berbagai penelitian dan studi mengenai penanganan bencana dari berbagai negara akan dipresentasikan. Contohnya India dan Thailand akan mempresentasikan mengenai penanganan tsunami yang pernah melanda tahun 2004 lalu. Jepang juga akan mempresentasikan mengenai penanganan tsunami dan reaktor nuklir, kemudian Filipina akan mempresentasikan mengenai penanganan gempa.

Dengan adanya pertemuan internasional ini, psikiater dari Indonesia dapat belajar dari Jepang dan negara maju lainnya yang lebih tanggap dalam penanganan bencana. Hasil dari pertemuan ini akan disusun rekomendasi yang bisa dijadikan kesepakatan ataupun rujukan mengenai penanganan bencana di masing-masing negara dan secara regional.

"Kalau kita lihat di Jepang, penanganan bencananya begitu aktif dan tanggap. Karena bencana merupakan isu sosial, kami sebagai psikiater tidak bisa bekerja sendiri untuk membantu mereka yang sedang sakit. Kami membutuhkan tim lain untuk bekerjasama," kata dr Tun.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About